Konvergensi media untuk Pers Mahasiswa
Di “desa global” ini kita berlomba-lomba mengkavling sejengkal tanah kemudian menanamnya dengan informasi. Meminjam istilah Mc Luhan “desa global” yang melihat perkembangan teknologi informasi begitu pesat pada milenium ketiga ini. Kini, penyaji informasi bukan lagi didominasi perusahaan media, tetapi individu pun bisa melakukannya.
Munculnya internet di abad ke 20 lalu telah menyebabkan berubahnya pola penyajian informasi yang semula menggunakan media konvensional (di luar media online seperti media cetak dan elektronik) perlahan-lahan beralih ke media online. Perusahaan media massa berlomba-lomba mengkonvergensikan medianya dengan media online tanpa meninggalkan media konvensionalnya. Media massa umum menggunakan konvergensi media ini untuk tujuan melebarkan sayap dan masuk kedalam jaringan internet agar dapat mempertahankan atau memperluas bisnisnya.
Media-media umum di Indonesia baik cetak maupun elektronik telah melakukan konvergensi terhadap medianya. Hariann Kompas misalnya mempunyai media online berupa http://kompas.com, MNC Tv mempunyai media www.mnctv.com/ dan masih banyak media massa di Indonesia yang telah melakukan konvergensi medianya.
Media online menjadi tumpuan di masa depan. Era media cetak di zaman digital ini suram. Banyak ramalan menyebutkan, media cetak akan musnah dan menjadi sejarah. Philip Meyer, penulis buku "The Vanishing Newspaper", meramalkan koran terakhir terbit pada April 2040. Hasil penelitian terhadap konsumsi media di Indonesia yang dilakukan AC Nielsen menyebutkan oplah media cetak turun sementara konsumsi media digital justru naik. "Oplah koran turun 4 persen, majalah 24 persen, tabloid 12 persen. Sementara, penonton televisi naik 2 persen dan pengakses internet naik 17 persen. (kompas.com)
Bagaimana dengan Pers Mahasiswa ?
Dari hasil pengamatan melalui search engine beberapa lembaga pers mahasiswa telah pula melakukan konvergensi medianya. Menjamutrnya titik-titik hotspot di kampus telah mendorong konvergensi media pers mahasiswa ini. Angka pasti berapa pers mahasiswa yang telah memanfaatkan media online sebagai medianya belum saya temukan. Namun pengamatan saya, beberapa pers mahasiswa masih ada yang belum memanfaatkan media online sebagai salah satu medianya.
Mau tak mau, suka tak suka, trend pergeseran jaman harus diikuti oleh Pers Mahasiswa tanpa meninggalkan idealismenya. Maka itu konvergensi media di kalangan Pers Mahasiswa menjadi penting. Meski media online menuntuk konsistensi dari reporter persma untuk bekerja keras selalu cepat memperbarui konten medianya. Sesuatu yang masih sulit di penuhi mahasiswa yang seringkali sulit diajak untuk konsisten. Permasalahan klasik yang belum terselesaikan hingga kini. Anda bisa lihat Persma.com yang sepi tulisan itu, yang awal pendiriannya dimaksud sebagai media yang menampung tulisan dan liputan aktivis pers se-Indonesia.
Saya membayangkan jika semua Pers Mahasiswa di Indonesia mempunyai media online dan semua itu terkoneksi dalam satu jaringan Pers Mahasiswa seluruh Indonesia seperti apa yang dilalukakan Group Jawa Pos melalui JPNN.com. Di mana dalam website JPNN.com terjalin semua media online yang dimiliki oleh Jawa Pos Group di hampir semua daerah di Indonesia.
Pers Mahasiswa yang keberadaannya terdapat di hampir setiap kampus di seluruh Indonesia tentu adalah sebuah jaringan media yang sangat kuat jika semuanya terkoneksi. Bayangkan saja Pers Mahasiswa di seluruh Indonesia memiiki kekuatan ribuan reporter, ribuan outlet jelas akan menjadi penyeimbang yang tidak bisa di sepelekan. Sekarang saja koran virtual Mas Budi detik.com di Internet yang dengan kekuatan redaksi beberapa orang dan reporter puluhan saja dapat secara perlahan menjadi saingan berat kantor berita Antara maupun koran-koran di Indonesia. Bagaimana dengan jaringan Pers Mahasiswa ?
0 komentar:
Posting Komentar