Jumat, 08 Juli 2011

Menulis Itu Mudah ?

Tentu saja tak ada yang mudah dalam kehidupan, tak ada hal yang datang begitu saja. Termasuk juga dalam menulis. Semua memerlukan usaha, kerja keras, proses yang terus menerus, demikian juga dengan menulis. Menulis itu sebenarnya mudah jika kita konsisten mengasah kemampuan kita. Tapi manusia adalah makhluk Tuhan yang cepat bosan, bosan karena dia bias berpikir, punya segudang keinginan yang tak semuanya bisa dipenuhi. 
Tulisan ini kubuat untuk seorang kawan yang memintaku mengajarinya bagaimana menulis yang baik. Jujur saja, sebenarnya aku juga tak percaya diri untuk mengajari orang lain bagaimana menulis yang baik. Apalagi tulisan yang sesuai dengan standar media cetak di Indonesia. Lha tulisanku saja tak pernah masuk media cetak di Indonesia. Kecuali ketika menjadi wartawan free lance beberapa waktu yang lalu, itupun tak lama. Hanya tiga bulan. Setelah itu tulisanku tak pernah diterbitkan lagi oleh media cetak di Indonesia.



Maklum saja, profesiku sekarang hanya seorang penulis partikelir. Aku juga bukan orang terkenal, namaku ini tak marketable, yang bisa menjadi daya tarik pembaca untuk mendongkrak tiras sebuah media cetak. Tapi jujur, aku sangat menikmati profesiku sekarang ini. Aku tak lagi dibatasi untuk menulis sesuatu, bebas merdeka. 
Baiklah, sebelum tulisan ini melenceng dari apa yang kerencanakan awal. Berikut ini adalah resep-resep yang kugunakan dalam menulis.
  1. Setiap ada ide yang muncul di otak, sesibuk apapun, aku selalu sempatkan untuk membuat outlinenya, mulai dari judul sampai alur ceritanya. Hal ini mencegah ide kita hilang dari peredaran otak kita.
  2. Pilihlah salah satu genre penulisan, apakah mau menulis dalam genre fiksi atau ilmiah popular, atau ke dua-duanya. Tapi saranku, Anda harus mendalami satu genre dulu, baru setelah itu mendalami genre yang lain. Sesuaikan dengan kepribadian Anda. Misalkan Anda adalah seorang yang sering berimajinasi, maka genre yang cocok buat Anda adalah genre fiksi. Jika Anda adalah tipe orang yang suka berpikir logis, maka genre ilmiah popular aku rasa cocok dengan Anda. Karena aku senang berimajinasi, maka genre penulisan yang sering kupakai adalah genre penulisan fiksi. Namun terkadang aku juga menulis dengan genre ilmiah populer. Tergantung kebutuhan.
  3. Sediakan waktu khusus untuk menulis, misal ketika akan tidur, ketika bangun tidur, ketika sore hari dengan menikmati matahari terbenam. Waktu di mana pikiran Anda fresh, penuh dengan ide yang berseliweran, dan nyaman tentu saja.
  4. Banyak-banyaklah membaca buku dan berkumpul dengan manusia lain. Dengan begitu pengetahuan dan ide-ide baru akan banyak bermunculan.
  5. Konsisten. Ini yang sampai hari ini belum berhasil aku lakukan. Akhir-akhir ini aku begitu produktif menulis di blog karena banyak waktu luang. Belum tentu bulan depan aku dapat seproduktif ini. Aku seringkali bosan jika terjebak dalam rutinitas yang sama setiap harinya.
Itu saja resepku, tak banyak. 
Aku dikritik oleh kawan-kawanku ketika menulis tentang hal-hal yan yang remeh temeh seperti tips dan trik seperti ini. Kata mereka tulisan yang ecek-ecek, tidak berbobot, tidak intelektual, pragmatis, mana ada cara cepat, semua butuh proses Bung. Tulisanmu tidak memberikan inspiratif, tidak ideologis, tidak revolusioner.
Lha piye maneh cak, isoku iku” (Lha, bagaimana lagi mas, bisa saya hanya ini).
Pada kritik-kritik pedas yang dialamatkan padaku, termasuk semua saran, aku ucapkan banyak terima kasih.  Berikanlah aku kesempatan berkarya sesuai dengan kata hatiku, terserah aku mau menulis tentang tips dan trik, politik amburadul, ekonomi amburadul, atau tentang seksualitas, tentang cinta, tentang kehidupan yang semakin gila. Kalau memang kalian tak suka membacanya tak usah dibaca. Toh kalian juga tak pernah memberikanku gaji bulanan. Aku bebas merdeka untuk menulis apa saja. Semudah itulah menulis, kalau ada ide, tuliskan saja. Selamat menulis…

0 komentar:

Posting Komentar

Mau ?

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India