Selasa, 21 Juni 2011

Wajib Beli Laptop!!! (Cerita dari Penjara Episode 2)


Laptop sekarang sudah jadi barang yang wajib dipunyai oleh mereka yang berpendidikan. Entah siap yang mempromosikan laptop di "Negeri basa-basi" sehingga peredarannya sudah sedemikian banyaknya di negeri ini. Padahal kalau anda lihat iklan di televisi, produk laptop sangat jarang diiklankan dibandingkan dengan produk sabun dan shampoo yang setiap menitnya selalu tayang.

Saya jadi heran, dari mana datangnya laptop itu karena rakyat Negara basa-basi tidak pernah memproduksi laptop.

Gara-gara laptop, saya pernah diusir dari kelas oleh "sipir" saya sewaktu masih sekolah di salah satu penjara tinggi. Waktu itu kami satu kelas di penjara itu diberikan tugas oleh sang dosen untuk membuat makalah dengan referensi 10 jurnal berbahasa asing, bahasa ayam, bahasa anjing, bahasa buaya, macan, pokoknya bahasa asing. Selain itu setiap narapidana sekelas saya juga wajib membawa laptop ketika pelajaran sang dosen berlangsung.

Dengan memaksakan diri karena tidak mengerti bahasa lain selain bahasa ibu saya, tugas itu saya selesaikan juga. Untuk urusan ketik-mengetik saya pinjam komputer kawan satu kos. Maklumlah orang kere seperti saya ini tidak mampu untuk beli komputer apalagi laptop yang waktu saya jadi narapidana masih mahal harganya. Setelah diketik saya print out juga tugas saya itu untuk dikumpulkan pada hari H pelajaran sang sipir berlangsung.

Sampai hari H tiba, saya belum mendapatkan pinjaman laptop, tapi hati saya sedikit tenang karena tugas yang diberikan sang sipir sudah saya selesaikan. Pun demikian telah mengerjakan tugas yang diberikan, saya tetap mendapatkan dampratan dari sipir karena tidak membawa laptop.

"kan sudah saya bilang wajib bawa laptop, kenapa kamu tidak membawa," kata sang sipir pada saya dengan nada marah.

"maaf pak, saya memang tidak punya laptop, dan juga tidak mampu beli. Lagian apakah seorang yang mempunyai laptop sudah bisa dikatakan dia pintar, cerdas, berilmu tinggi?" jawab saya tidak terima diperlakukan semena-mena oleh sipir tua itu.

"Ya sudah, kamu tidak usah ikut pelajaran saya saja" balas sipir tua Bangka itu.

Saya mengambil tas, lalu berjalan keluar dari kelas, tidak memperdulikan ada tugas yang belum terkumpul, yang dengan susah payah sudah saya kerjakan. Dasar sipir tua bangka gila, manusia kok diperbudak barang ciptaannya sendiri. Idiot. Saya memaki-maki dalam hati yang kesal dengan kelakuan sipir tua itu. Dan mulai hari itu setiap ada matapelajaran sang sipir saya tidak pernah mengikutinya hingga ujian semester tiba.

Yang terjadi kemudian, saya dinilai tidak berkelakuan baik dan ditambah masa hukuman saya di penjara. Itulah cerita saya ketika menjadi narapidana di penjara tinggi di salah kota Jawa Timur.

Tampaknya cerita saya itu telah banyak dialami oleh generasi narapidana jaman sekarang. Bukan hanya narapidana yang berada di penjara tinggi, di penjara tingkah menengah dan menengah atas juga mengalami hal yang sama. Wajib punya laptop!!! Apalagi untuk penjara yang berlabel "standar nasional dan internasional." Semua sipir dan napi wajib punya laptop dan membawanya ketika pelajaran di kelas berlangsung.

Saya sampai curiga terhadap fenomena ini, mereka-mereka yang mewajibkan untuk membeli laptop itu dibayar berapa oleh produsen laptop. Kepala Dinas Pendidikan yang mewajibkan setiap guru yang ada di wilayahnya untuk membeli laptop di salah satu koperasi. Bagi guru yang tidak membeli laptop di tempat itu dijamin tidak akan lolos sertifikasi.

Di Jember Jawa Timur, sebanyak 1.282 sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kabupaten Jember, Jawa Timur, diwajibkan membeli laptop dengan menggunakan dana biaya operasional sekolah (BOS). Setiap sekolah harus membeli satu unit laptop merek Acer seharga Rp 10,5 juta per unit. Kewajiban tersebut dikeluhkan para kepala sekolah. "Banyak kepala sekolah keberatan. Tapi tidak berani protes. (www.Tempointerkatif.com)

Di Situbondo, Dinas Pendidikan mewajibkan para guru yang lolos sertifikasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk membeli laptop dengan cara mencicil selama enam bulan. Hal ini merupakan bagian dari program sertifikasi. (www.okezone.tv)

Sedemikian latahkah bangsa ini? Sehingga memperlakukan laptop sedemikian penting untuk proses belajar-mengajar di penjara?. Ataukah memang itu hanya ulah oknum dunia "penjara" untuk meperkaya diri? Au ah gelap….

0 komentar:

Posting Komentar

Mau ?

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India